kekuasaan pada hidup sehari-hari

Pengertian Kekuasaan

Proses mempengaruhi perilaku juga berkaitan dengan Kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. Manusia memiliki bermacam-macam keinginan dan tujuan yang ingin sekali dicapainya. Untuk itu dia sering merasa perlu untuk memaksakan kemauannya atas orang atau kelompok lain. Kekuasaan menurut Robert M. Maclver adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan memberi perintah, maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan alat dan cara yang tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan (relationship), dalam arti bahwa ada satu pihk yang memerintah dan ada pihak lain yang diperintah (the rule and the ruled).

Sumber- sumber Kekuasaan

Setiap manusia sekaligus merupakan subyek dari kekuasaan dan obyek dari kekuasaan. Misalnya, seorang presiden membuat undang-undang (subyek dari kekuasaan), namun disisi lain ia pun harus tunduk kepada undang-undang (objek dari kekuasaan). Sumber kekuasaan terdapat dalam berbagai segi, antara lain :

  1. Kekerasan Fisik (misalnya seorang ketua mafia dapat menindas dan memukuli mafia – mafia yang lain dalam memperebutkan wilayah dikarenakan anggota yg dimiliki serta persenjataanya lebih kuat).
  2. Kedudukan (seorang pimpinan terhadap bawahannya ; seorang pemilik perusahaan dapat memecat pegawainya yang terlibat dalam korupsi).
  1. Kekayaan (misalnya, seorang pengusaha kaya dapat melakukan apa yg dinginkanya dengan menyuap orang – orang mengunakan kekayaannya).
  2. Kepercayaan (misalnya, sebuah patung dianggap adalah nenek moyang dari masyarakat yang menyembahnya).

Unsur-unsur Kekuasaan

Unsur-unsur kekuasaan terdiri dari beberapa hal, antara lain :

  1. Wewenang : adalah kekuasaan yang resmi, mengandung keabsahan (legitimacy), melalui suatu proses pengangkatan, adanya surat tugas. Keabsahan adalah konsep bahwa kedudukan seseorang atau kelompok penguasa diterima baik oleh masyarakat, karena sesuai dengan azas-azas dan prosedur yang berlaku dan yang dianggap wajar. yang berlaku

Contoh : Seorang pemilik toko berhak menegur karyawan yang dianggap tidak melakukan pekerjaanya dengan baik.

  1. Paksaan : adanya tekanan/ancaman/tuntutan untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan. Hal ini sesuai dengan teori Obidience, yang definisinya adalah patuh, perilaku seseorang yang disebabkan adanya tuntutan tertentu dari pihak lain (seperti orang tua,kelompok,lingkungan atau instansi pemerintah).

Contoh : Tindakan orang tua yang memaksa anaknya untuk giat dan rajin belajar .

  1. Manipulatif : adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan, pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas, kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem perancangan sebuah tata sistem nilai. Manipulatif erat kaitannya dengan. Cuci Otak (Brain Wash) yang artinya adalah sebuah upaya rekayasa pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru, praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi, dalam psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan dan sebagainya.

Contoh : Penipuan dalam suatu produk yang mengatas namakan merek – merek terkenal.

  1. Kerjasama : adalah sebuah kata yang sangat sering kita dengar dan sangat akrab di telinga kita. Kata kerjasama adalah gabungan dari kata kerja dan sama, yang berarti bekerja secara bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu dan mencapai suatu tujuan. Kerjasama dibentuk karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan yang mereka ingin capai. Manfaat dari kerjasama adalah membuat sutu permasalahan atau pekerjaan lebih mudah.

Contoh : Dalam suatu lingkungan/kelompok kerjasama senantiasa terjadi diantara anggotanya . Misal kerjasama suatu kelompok dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal ini akan menimbulkan saling ketergantungan antara anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya. Saling ketergantungan antar individu dalam satu kelompok ini disebut promotive interpendence (Deutsch. 1973)

  1. Upah dan prestasi kerja : prestasi kerja seseorang akan sesuai dengan upah yang dibayarkannya. Erat kaitannya dengan proses industri, perusahaan dan sebuah instansi.

Contoh : Seorang anggota kelompok akan memenuhi apa yang diperintahkan oleh ketua kelompoknya, semata-mata bukan karena patuh terhadap ketuanya tersebut, tapi melainkan karena upah/reward yang diberikan oleh sang ketua.

SUSISNO (10507236)

3PA05

Leave a comment